Love is not for everyone.


Love is for the broken hearted, to fill in the missing pieces.


Love is for the lost and struggling, to take their hands and point their way.


Love is for the patient ones, to test their faith in each other.


Love is for the weak and small, to shape them into the strong and powerful.


Love is for the liars and deceivers, to bring truth from their lips with a kiss.


Love is for TaeNy and Yulsic, to support each other beyond the end of time.



Rabu, 28 Desember 2011

IT’S OUR STORY (THE POWER OF 9) Part 5

IT’S OUR STORY (THE POWER OF 9)

Author             : Syati’ul Inayah (Shin Min Rin)
Title                 : Its Our Story (The Power of 9)
Gendre            : Romance, Comedy
Main cast         : Taeyeon n Tiffany (TaeNy) Yuri n Jessica (YulSic)
Sub cast           : Sunny, Hyoyeon, Yoona, Seohyun, Sooyoung
Warning :        : The Gendre is YuRi (Girl x Girl) don’t like ??? go away !!! No BASHING !!! Coment please …. DON’T BE SILENT READER !!!

Annyeong~~~ readers ……
Aku penulis FF baru nih …. Mohon bimbingannya yaaaahhh :3
Jika ada salah atau kurang puas … tolong coment di kritik dan saran … plisss …. Aku gak marah kok .. hehehe .. aku malah seneng kalo readers sekalian mau mengkritik karyaku ini supaya aku tahu letak kesalahanku dan memperbaikinya segera ^^

Gomawo …. Chuuu~~


[PART V]

Taeyeon Pov
“Kejutan apaa ??” Tanyanya dengan wajah penasaran. Lucu sekali.
“Umm … sudahlah, ayo ikut aku.” Kataku lalu menyeretnya keluar menuju mobil Appa dan Ummaku.
“Eh…?” Kata Tiffany.
“Fanny, ini Appaku, yang ini Ummaku, dan yang kecil ini Dongsaengku namanya Haeyeon.” Kataku.
“Ah, Annyeonghaseyo.” Katanya lalu membungkukkan badan kepada kedua orangtuaku.
“Umma, Appa, ini Tiffany yang waktu itu aku ceritakan.” Kataku lalu memeluk Umma dan Appa.
“Unniee !!” Teriak Haeyeon lalu memelukku.
“Oh, ini Tiffany ya ?? Ayo masuk Tiffany-sshi.” Kata Ummaku. Tiffany tidak bergeming, dia masih diam terpaku ditempatnya.
“Fanny, maaf tidak memberitahumu sebelumnya, aku berencana mau mengajakmu menginap dirumahku hari ini. Kau mau ??” Tanyaku.
“Eh… apa tidak merepotkan ??” Tanyanya.
“Anio, gwaenchanayo Tiffany-sshi. Kita senang ada teman Taeyeon yang datang kerumah.” Kata Umma.
“Ne … daripada kamu sendirian di dorm melulu.” Kataku kemudian merangkulnya masuk kedalam mobil kami.
“Taeyeon-ah, gomawo.” Ucapnya. Aku hanya tersenyum kepadanya.
Selama perjalanan yang cukup panjang, Tiffany tertidur di pundakku. Aku sengaja membiarkannya, karena aku tahu dia kelelahan sehabis latihan tadi dan dia tidak istirahat sekalipun.
“Fanny-ah, kita sudah sampai.” Ujarku sambil mengguncang lembut pundaknya.
“Ah, ne …” Balasnya lalu mengucek kedua matanya. “Mianhae, tadi aku ketiduran. Hehehe.” Lanjutnya.
“Gwaenchana Tiffany-sshi. Nanti kau bisa lanjutkan tidurmu di kamar Taeyeon.” Kata Umma sambil mengusap lembut rambut Fanny.
Umma memang sudah mengerti semuanya, setiap kali pulang kerumah aku selalu membicarakan tentang Tiffany kepada Umma. Aku senang, karena Umma juga mencintai Tiffany seperti mencintaiku.
“Silahkan masuk tuan putri.” Kataku layaknya pengawal. Dia tersenyum menunjukkan ‘Eye Smile’ nya padaku lalu masuk mengikutiku.
“Um … mianhae Fanny-ah, rumahku mungkin tidak sebesar rumahmu di Amerika, tapi semoga saja kau betah disini.” Kataku. Tiba-tiba dia memelukku hangat sekali aku sedikit tercengang dengan perlakukannya tanpa disadari aku mulai membalas pelukannya. Perasaan apa ini ?? kenapa dadaku berdebar-debar ?? Ada apa denganku ??
“Kalian pasti lelah kan ?? Kalian berdua istirahatlah dulu sebentar, nanti Umma panggil kalian untuk makan malam.” Kata Umma mengaggetkanku. Aku langsung melepaskan pelukanku dan kuraskan wajahku memanas.
“Ne Umma.” Kataku lalu menarik tangan Fanny masuk ke kamarku.
Aku lansgsung merebahkan diri dikasur sementara Tiffany berkeliling kamarku.
“Taeyeon-ah, ini semua fotomu saat kecil ?? Imut sekali.” Ujar Tiffany. Aku menoleh kearah yang dia tunjuk.
“Ne, itu fotoku saat aku masih bersekolah dasar, hehehe .”
“Oiya, kamu dan Haeyeon itu mirip sekali ya.” Katanya lagi.
“Masa sih ?? Semua orang emang bilang gitu sih.” Jawabku lalu memejamkan mataku. Tiffany tiba-tiba menuju kearahku dan tidur disampingku.
“Kau ngantuk Taeyeon ??” Tanyanya.
“Hmm …” Jawabku singkat.
“Kalo gitu, aku tidur di sebelahmu ya.” Katanya lalu aku menggeser tubuhku sedikit merepet ke tembok.
“Ne, kasurku memang cuma satu, kecil lagi ma…..” Belum selesai aku melanjutkan kataku dia lalu meletakkan telunjuknya ke mulutku.
“Ssssttt … aku seneng sekali ada yang mau mengajakku menginap dirumahnya, bertemu dengan keluarganya, aku benar-benar beruntung mempunyai sahabat sepertimu Tae.” Katanya. Aku hanya tersenyum dan memejamkan mataku lagi. Lalu dia mendekatkan tubuhnya dan meletakkan kepalanya dipundakku. Dadaku kembali berdebar, kenapa ini ?? Aku tetap memejamkan mataku dan berusaha menutupi perasaanku yang aneh ini. Tanpa disadari kita berdua tertidur dengan keadaan dia memeluk pinggangku.

Tiffany Pov
Aku tertidur dikamar Taeyeon, aku benar-benar senang mempunyai sahabat sepertinya keluarganya juga baik. Eh, tapi dia bilang tadi dia menceritakanku ke keluarganya, cerita apa ya ??
Tidak terasa hari sudah menjelang malam aku masih tertidur di kamar Taeyeon dan tetap dalam keadaan memeluk pinggangnya.
Tok …. Tok….. Tok ….
“Kim Taeyeon, Tiffany … sudah saatnya makan malam.” Kata Umma Taeyeon. Aku masih terlelap dalam tidurku.
“Eh, kalian berdua masih tidur ya ?? Taeyeon-ah… Ayo makan dulu !! nanti tidur lagi.” Lanjut Umma Taeyeon lalu mengguncang tubuh Taeyeon.
“Uaoommppphh.” Taeyeo menguap. Aku pun sedikit membuka mataku. OMO ?? Apa yang aku lakukan ?? Waaa … aku tidur dengan posisi mengalungkan tanganku di pinggang Taeyeon ?? Mataku membulat.
Sontak kulepaskan tanganku dari pinggangnya dan duduk menjauh darinya. Kurasakan wajahku memanas.
“Ah, Tiffany-sshi ?? Kau kenapa ?? Sakit ya ?? Mukamu memerah.” Kata Umma Taeyeon
“Oh, A….a..nieyo.. Aku cuma sedikit lelah dan mengantuk.” Jawabku sedikit berbohong.
“Ah … kalau begitu, makanlah dulu lalu tidur. Sepertinya badanmu lemas sekali.” Ujar Umma Taeyeon.
“Ne..” Kataku lalu menggandeng tangan Taeyeon. Kita bersama-sama menuju ruamg makan keluarga Taeyeon.
“Silahkan duduk Tiffany-sshi.” Kata Umma Taeyeon.
“Ne, Kamsahamnida.” Kataku lalu membuk ke arah mereka.
“Ah, tidak usah seperti itu Fanny-sshi. Anggap kita keluargamu.” Kata Appa Taeyeon.
“Unni… Unni datang dari Amerika ya ?? Pasti keren !! Amerika itu kayak gimana sih Unnie ??” Tanya Haeyeon.
“Yaa !! Kau itu norak sekali yaa !!” Sahut Taeyeon.
“Ah, hehehe… Amerika itu …. Sama seperti Korea, hanya saja ada beberapa kebudayaan yang berbeda, seperti kita tidak membungkuk saat pertama kali bertemu, tapi berjabat tangan.” Kataku pada Haeyeon. Lalu dia menyodorkan tangannya padaku. Aku tersenyum padanya lalu membalas jabat tangannya. Semuanya tertawa melihat tingkah Haeyeon.
“Unni, kau mempunyai mata yang indah.” Ujarnya memujiku.
“Jinjja ?? Punyamu lebih indah.” Kataku.
“Sudah, kalian jangan saling memuji seperti itu.” Kata Taeyeon.
“Ya Unni !! Kau iri yaa ?? Karena kau tidak secantik kami ?? Pasti aku senang sekali jika punya Unni secantik Tiffany Unni.” Celetuk Haeyeon.
“MWO ??? Yaa !! Sini kau Haeyeon-ah !!” Kata Taeyeon lalu mengejar adikknya. Suasana yang sudah lama sekali kurindukan, kehangatan keluarga seperti ini.
“Sudah … sudaahh …. Kalian berdua ini seperti anak kecil saja. Ini makanannya sudah siap !!” Kata Umma Taeyeon lalu menghidangkan makanan diatas meja.
“Ne Umma.” Kata Haeyeon lalu berlari ke kursinya dan mengambil nasi di mangkuknya.
“Fanny-ah, maaf makanan kita hanya sederhana saja, semoga kau menyukainya.” Kata Umma Tae lalu tersenyum kearahku.
“Gwaencahayo, aku senang karena kalian sudah mau menerimaku seperti keluarga. Aku senang karena kehangatan kalian. Aku merasa seperti punya keluarga lagi. Ummaku meninggal sejak aku berusia 5 tahun, sejak saat itu Appaku sibuk berkerja dan tidak memperdulikanku. Aku tidak merasakan kehangatan keluarga sama sekali. Aku merasa sendiri meskipun rumahku sangat besar dan indah tapi aku merasa sangat kesepian.” Kataku tanpa kusadari air mataku mulai mengalir jatuh. Kurasakan Taeyeon memlukku dan Haeyeon juga.
“Anggaplah kita seperti keluargamu.” Kata Umma Taeyeon lalu mengusap rambutku.
“Ne, kalau kau ada apa-apa jangan sungkan-sungkan. Datanglah kemari sesukamu, kami akan sangat senang jika kamu menjadi bagian dari keluarga kami.” Kata Appa Taeyeon. Aku mengangguk dan mengusap air mataku lalu tersenyum kearah mereka.
“Yeaah .. aku punya Unni baru !! cantik, imut, dan yang pasti gak pendek kayak Unniku yang satu itu.” Kata Haeyeon lalu menjulurkan lidahnya ke arah Taeyeon.
Pletakkkk
Sebuah sendok melayang kearah kepala Haeyeon. “Yaa !! Kau ini … memangnya kau setinggi apa hah ??” Kata Taeyeon lalu mengejar Haeyeon. Lucu sekali mereka berdua itu. Makan malam hari ini tidak akan pernah aku lupakan sampai kapanpun, kehangatan keluarga ini, kebaikan Taeyeon dan yang lainnya ^^.

Yuri Pov
“Umma, aku pulaaangg !!” Kataku sambil mengetuk pintu rumah. Umma membukakan pintu lalu memelukku.
“Yuri-ah … Umma kangen sekali padamu nak.” Kata Umma.
“Umma, kita hanya 2 minggu tidak bertemu.” Kataku lalu memasuki rumah. Kulihat semua keluarga berkumpul diruang tamu. Wajah mereka tampak murung semua. Kenapa yaa ?? Ada apa ini ?? Kenapa mereka semua ??
Aku memandang mereka semua dengan heran.
“Unniee …” Kata Suzy lalu memandangku dalam sekali lalu menangis.


-TBC-

0 komentar:

Posting Komentar